Kita mendistingsi wacana kepada dua dimensi. Yang riil dan yang tidak.
Yang riil berarti nyata, dan yang tidak berarti palsu.
Kepalsuan timbul ketika ia tidak nyata,
dan kenyataan timbul manakala ia tidak palsu.
Kita mempertanyakan kepalsuan dan keaslian suatu kehendak.
Namun sekali-kali kita lupa, bahwa nyata dan tidak itu hanyalah wacana..
Ketika kita mempertanyakan wacana, kita telah meraih wacana baru.
Wacana di dalam wacana.
Pertanyaan di dalam pertanyaan.
Tidak ada suatu hal pun yang dapat mendistingsi itu semua.
Hanya makna, yang statis dan tak bekerja..
(Chikita Rosemarie, Des-25-2009)
No comments:
Post a Comment