Mungkin sebagian dari kita, bahkan sebagian besar, tidak suka apabila harus berada pada apa yang disebut sebagai 'kebuntuan'.
Kita ingin berjalan mulus,
walaupun dalam perjalanan tersebut tidak dapat dipastikan pula,
apakah kita berjalan karena kita sadar akan hendak kemana,
ataukah kita berjalan semata-mata karena kita kita sudah tidak tahu harus melakukan apa lagi.
Berjalan tak tentu arah, apa bedanya dengan menemui kebuntuan?
Bukankah orang menemui kebuntuan memang cenderung menjadi berjalan tak tentu arah?
Mungkin sebegitu besarnya ego manusia, sehingga kita tidak mau mengakui betapa buntunya kita. Betapa kita sudah kehilangan arah, dan betapa bingungnya kita.
Atau, bisa jadi bukan semata-mata ego manusia itu besar, namun bisa saja memang kita, manusia, cenderung sebegitunya mengagungkan apa yang disebut sebagai 'pencerahan'.
Sebegitunya kita mengagungkan pencerahan, dan sebegitu takutnya kita menghadapi kebuntuan.
Dan sekali lagi kita melupakan suatu hal yang penting,
Bahwa hanya mereka yang menghadapi kebuntuan lah yang memerlukan pencerahan.
(Chikita Rosemarie, May 25 2010)