Sunday, September 11, 2011

Fluktuasi

Hari itu cuaca cerah
Dan seketika berubah menjadi mendung
Di dalam dirimu, hatiku berserah
Dan seketika keseharianku berubah menjadi rangkaian kidung

(Chikita Rosemarie, Sept-11-2011)

Sunday, September 4, 2011

3 September 2011


Aku menyajikan hatiku di atas nampan emas
Kusajikan sepenuhnya di atas meja kayu berukir puisi
Bersama sebait melodi yang aku kemas
Untuk mengalun berlatarkan semerbak wangi bunga

Lilin menyala di tengah remang nuansa
Angin bertiup, sepi seakan berharap turut serta
Secercah senyum tak lupa aku bawa
Berhias bersama ayunan langkah tegap nan jumawa

Aku menyajikan hatiku di atas nampan emas
Berharap kau untuk duduk saja
Diam dan menerima tanpa perlu bertanya
Sembari tersenyum tanda bahagia

Namun kau sendiri tahu bukan begitu adanya..

Hatiku tidak tersaji di atas nampan emas
Melodi, puisi hanya gubahan imajinasi
Lilin menyala redup, di tengah hembusan angin
dan wangi bunga yang tak kian menyapa

Namun tetap aku tersenyum
Bersama dengan pesan-pesan singkat
yang menjadi nampan emas untuk menghantarkan hatiku
Menuju tempat peristirahatanmu

Berharap engkau turut tersenyum
dan memahami hakekat nampan emas
yang merupakan bagian dari hatiku
yang tersaji hanya untukmu

Sekali lagi,
Aku menyajikan hatiku di atas nampan emas
Perihal nampan, hanya dirimu yang dapat menilainya
Silakan, engkau mau terima ataupun tidak..


(Chikita Rosemarie, Sept-4-2011)


Lucu


Lucu adalah ketika,
aku menyadari besarnya signifikansi kehadiranmu dalam hari-hariku.

Lucu adalah ketika,
kopi tidak terasa pahit, keju tidak terasa asin, dan cokelat tidak terasa manis,
ketika kau berada jauh dari jangkauanku..

Lucu ketika,
baik kopi, keju, maupun cokelat kehilangan rasa dari kehadiranmu

Rasa yang ikut menghilang bersama dengan kepergianmu,
yang membuat hidupku yang lucu menjadi semakin lucu..

Lucu karena alih-alih melupakanmu,
aku justru semakin tidak dapat melepaskan diri dari bayangmu..

Lucu,

dan kopi, keju, beserta cokelat adalah saksinya..


(Chikita Rosemarie, Sept-4-2011)




September

Kerinduanku padamu semakin menjadi-jadi
Bukan salahmu aku rasa..

Yah, sebagian salahmu
Karena kamu tak pernah gagal,
walau mungkin tak pernah mencoba,
Untuk memikat hati kecil yang penuh kekaguman akan dirimu.

Sebagian mungkin salahku,
Sebagian besar, aku rasa..

Salahku,
Yang tidak tahan pada keterbatasan akses dalam meraihmu..


(Chikita Rosemarie, Sept-4-2011)


Tuesday, July 19, 2011

Bersamamu

Aku ingin bersamamu
Tanpa mengenal perihal konsekuensi
Karena toh untuk bersamaku itu mudah saja
Duduk saja di sampingku, ya, di situ
Karena kau akan kubiarkan mengomentariku semalaman

Aku ingin bersamamu
Tanpa mengenal batas ruang dan waktu
Aku ingin berdansa dalam gelap
Menginjak kakimu, membantumu berputar,
Lalu tertawa karena kau mengambil arah yang salah

Lalu kan kubiarkan kau menertawaiku
Serta misuh misuh karena ku menginjak kakimu tadi

Aku membayangkan rasanya apabila aku bersamamu.
Akankah akan ada pelangi? Ataukah ada bintang?
Ataukah sekedar ini itu yang tidak bisa menjadi ini maupun menjadi itu?

Ataukah ketika kita bersama,
Akan ada dunia di mana pelangi menjadi bintang,
Dan ini menjadi itu,

Dunia di mana,
Kamu berkata, aku membantah
Aku berkata, kamu misuh misuh
Kamu bertanya, aku menggerundel
Aku menjawab, kamu menjawab juga

Dunia yang penuh absurditas,

Namun,

Menyenangkan..

Ya,
Bersamamu itu nampaknya menyenangkan
Karena bersamamu itu terdengar seperti suatu wacana yang konyol..

Bagaikan wacana seorang gadis cilik akan eksistensi dunia permen
Atau wacana bocah lelaki yang ingin menaiki awan kinton

Semakin konyol, semakin mendekati wacana akan bersamamu

Menyenangkan,
Namun hanya terbatas pada angan
Karena nampaknya,
Kau tidak memberikanku kesempatan itu..


(Chikita Rosemarie, July 19 2011)






Sunday, July 10, 2011

100711

Untuk Lumiere,

Ruangan berdinding empat ini bagai penjara
Suatu area di mana aku merasa sesak
Sepi, dan tanpa arah

Matras bertutupkan kain seprai ini bagai batu kali
Suatu bongkahan besar,
Dingin, terdiam, terlantar di sudut

Dan aku,
Dengan tanpa panca inderaku yang menjadi saksi keberadaanmu,

Lumiere,
Ini kali pertama aku memberanikan diri menulis tentang dirimu
Menulis, di sini,
Di hamparan tanpa makna yang telah kutinggalkan
Kutanggalkan dan kubiarkan tenggelam

Kali pertama di mana segala kesesakan itu tidak lagi dapat tertahankan
Kali pertama,
Ya,
Kali pertama..

Karena aku merindukanmu, Lumiere..

Serat-serat hitam ini ada karena itu,
Karena aku merindukanmu

Karena sosokmu yang tak lepas dari gambaran keindahan
Karena jiwamu yang membuatku merindu
Melampaui batas alasan dan kiasan

Yang dalam harap dapat kulayangkan kepadamu

Hanya supaya kau tahu,
Bahwa aku,
Malam ini,
Atau pagi ini..

Ataukah subuh?

Atau bahkan, sepanjang waktu..

Merindumu..




(Chikita Rosemarie, 100711)



Monday, February 14, 2011

130211 (11.30 pm)

please do wait to open the box for real :p


Seorang penyair pernah berkata
Bahwa ia ingin mencintai dengan sederhana
Sama halnya dengan inginku
Yang pabila digambarkan, akan nampak demikian..

Aku ingin mencintaimu,
Seperti petani mencintai hujan di musim kemarau

Aku ingin mencintaimu,
Seperti koki mencintai buah ceri yang ia letakkan di atas krim

Aku ingin mencintaimu,
Seperti penulis mencintai tanda baca terakhir yg ia bubuhkan pada karyanya

Aku ingin mencintaimu,
Seperti filsuf mencintai ide yang membuatnya bangkit kursi dan berteriak kegirangan

Aku ingin mencintaimu,
Dengan dan tanpa berpikir
Karena toh, rasa itu memang nyata ada
Berpikir maupun tidak, ia adalah realita

Aku pun menulis kata" ini,
Dengan dan tanpa berpikir
Sesederhana itu,
Sesuai dengan cinta yang adalah cinta
Yang detik demi detik kurasakan
Dengan sederhana maupun tidak
Kepadamu,
Hanya untukmu,
Seorang,
Kekasihku..



*Happy Valentine, Honey..*
:)




Your Future Wife,
-Chikita Rosemarie-