Sunday, September 4, 2011

3 September 2011


Aku menyajikan hatiku di atas nampan emas
Kusajikan sepenuhnya di atas meja kayu berukir puisi
Bersama sebait melodi yang aku kemas
Untuk mengalun berlatarkan semerbak wangi bunga

Lilin menyala di tengah remang nuansa
Angin bertiup, sepi seakan berharap turut serta
Secercah senyum tak lupa aku bawa
Berhias bersama ayunan langkah tegap nan jumawa

Aku menyajikan hatiku di atas nampan emas
Berharap kau untuk duduk saja
Diam dan menerima tanpa perlu bertanya
Sembari tersenyum tanda bahagia

Namun kau sendiri tahu bukan begitu adanya..

Hatiku tidak tersaji di atas nampan emas
Melodi, puisi hanya gubahan imajinasi
Lilin menyala redup, di tengah hembusan angin
dan wangi bunga yang tak kian menyapa

Namun tetap aku tersenyum
Bersama dengan pesan-pesan singkat
yang menjadi nampan emas untuk menghantarkan hatiku
Menuju tempat peristirahatanmu

Berharap engkau turut tersenyum
dan memahami hakekat nampan emas
yang merupakan bagian dari hatiku
yang tersaji hanya untukmu

Sekali lagi,
Aku menyajikan hatiku di atas nampan emas
Perihal nampan, hanya dirimu yang dapat menilainya
Silakan, engkau mau terima ataupun tidak..


(Chikita Rosemarie, Sept-4-2011)


No comments: