Sunday, August 17, 2008

Tentang Kemerdekaan (17 Agustus 2008)

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta



hari bersejarah itu!



Kira" seperti itulah hasil ketikan Sajoeti Melik yang pada akhirnya dibacakan sebagai naskah proklamasi, dengan Ir. Soekarno yang pada awalnya masih memakai piyama di rumahnya yang diyakini bebas dari jangkauan tentara PETA di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada 17 Agustus 1945, hari Jumat pk. 10.00 pagi, hari itu bulan Ramadhan. Dengan berbekal makan sahur di ruang makan Laksamana Maeda, dan diisi oleh momen-momen tak terlupakan seperti Bung Karno yang ngambek dan tidak mau naik podium sebelum Bung Hatta datang.

Tak terasa sudah 63 thn berlalu, cerita-cerita indah tentang hari proklamasi masih sayup-sayup sering kita dengar. Suara lantang Bung Karno membacakan teks proklamasi masih dikumandangkan di mana-mana. Lagu-lagu kebangsaan yang tanpa sadar masih bisa kita senandungkan. Sorakan serta merta para peserta upacara, kilauan warna merah-putih baik yang diarak mendekati mega maupun yang terlihat pada atribut kebangsaan yang berlintasan.

Ahh, 17an..
Momen yang hanya dapat kita lihat setahun sekali.
Momen yang diharapkan menjadi penyadaran bagi seluruh bangsa Indonesia atas pentingnya Nasionalisme dan paradigma-paradigma lain yang kerap kali kita lupakan..
Momen yang membuat para akademisi, aktivis, sejarawan, pengamat politik, dan profesi" lain yang sejenis mengecek kembali agenda mereka masing" dan mempertanyakan suatu isu yang selalu diangkat dari tahun ke tahun, "sudah benar-benar merdeka-kah bangsa Indonesia??"

Merdeka,
sebuah konsep yang masih sering diotak-atik oleh orang-orang dari segala kalangan. Tetapi, selalu lupa unt diresapi kembali, "apa sebenarnya 'merdeka' itu??"

Kemerdekaan seringkali diasosiasikan sebagai 'kebebasan' dan 'kemandirian' (freedom and independence). Padahal kedua hal itu sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Namun apabila kita resapi kembali, kedua hal itu sama" merujuk ke satu hal, yaitu 'Tanggung Jawab'.


"..with great power, comes great responsibility.."

mengutip dari Spiderman, sama halnya dengan menjadi seorang manusia super, sebuah bangsa yang diakui merdeka pun memiliki tanggung jawab yang besar, yaitu tanggung jawab sebagai sebuah bangsa yang berdaulat dan diakui secara internasional. Tanggung jawab sebagai warga dunia, tanggung jawab sebagai sebuah negara yang mampu menunjukkan eksistensinya melalui berbagai aspek sosial-politik-ekonomi-dll baik secara internal maupun eksternal. Pada intinya, salah satu tanggung jawab utama suatu bangsa yang merdeka adalah perwujudan masyarakat madani (civil society), di mana menurut Bahmueller (1997) terdapat beberapa karateristik masyarakat madani*, yaitu :

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

5. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.

6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.

7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif.


Sehubungan dengan penjabaran di atas, saya pribadi ingin merumuskan suatu 'agenda' tersendiri bagi bangsa Indonesia. Beberapa poin-poin yang perlu diresapi kembali karena kadang terlupakan, dan bahkan seringkali disalahartikan namun sebenarnya sangat penting dalam usaha perwujudan masyarakat madani di atas. Beberapa poin tersebut menunjuk berat pada beberapa usaha pengembangan masyarakat (community development) yang dilakukan secara luas, sehubungan dengan paradigma-paradigma yang terdapat di masyarakat, antara lain:

1. Etnosentris menjadi MULTIKULTURALIS

2. Agamis menjadi RELIGIUS

3. Westernisasi menjadi MODERNISASI

4. Ideologis menjadi HUMANIS

5. Totalitarian menjadi KELEMBAGAAN

kelima hal tersebut adalah beberapa poin penting yang ingin saya tekankan dalam usaha memadanikan masyarakat Indonesia yang pluralistik. Dalam pengintegrasian nilai-nilai tersebut, dibutuhkan adanya suatu citizenship atau pendidikan kewarganegaraan, di mana seperti telah disebutkan sebelumnya merujuk pada adanya pengembangan masyarakat itu sendiri.


Akhir kata,
walau banyak pihak secara sinis memandang hal ini sebagai suatu hal yang klise, patut diingat bahwa kita sebagai bangsa Indonesia telah (sekali lagi) selangkah lebih maju menuju masyarakat madani. Apapun pendapat kaum fundamentalis di luar sana, hal tersebut harus diakui. Karena patut dicatat pula, kemerdekaan tidak melulu harus diisi dengan tindakan-tindakan yang bersifat patriotis. Duduk, diam, dan merencanakan visi dan misi bangsa kita di hari depan pun salah satu usaha mengisi kemerdekaan. Hal inilah yang seringkali dilupakan banyak orang dan pada akhirnya justru berujung ke pada stagnasi pemikiran.

Akhir kata lagi,
kadang esensi dari suatu kemerdekaan itu dapat kita rasakan dari hal-hal terkecil. Seperti luapan kegembiraan bocah-bocah kompleks yang berhasil menghabiskan kerupuk putih dalam waktu 60 detik, semangat para peserta konvoi yang asik ndangdutan di alun-alun, umat beragama yang mengumandangkan lagu 'Indonesia Raya' di rumah ibadahnya masing-masing, sampai euphoria orang-orang di mall yang seolah-olah secara mendadak janjian memakai outfit bernuansa merah putih. Seakan semua orang dari segala kalangan secara kolektif telah menyadari bahwa 'kemerdekaan itu indah'. Dan apabila dilihat demikian, memang benar bukan?? :)


yah, pokoknya.. sekali lagi, SELAMAT HARI KEMERDEKAAN KE-63!! (jgn mau kalah sama Amerika dgn 4th of July-nya dan Cina dengan hari revolusinya -intermezo, hehehe)



(Chikita Rosemarie, Agt-17-2008)



*http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_16.htm

3 comments:

silent-thunder said...

nice thought of u.

ChikitaRosemarie said...

wah.. thx..
sering" buka blog ini ya biar saya makin semangat nulis, hehehe :)

Mr.Navarch said...

MERDEKA!!!

MARI KITA BANGUN NEGERI INI!!!