Monday, June 8, 2009

080609

Aku menatap lurus pada hamparan putih
Seakan berharap mereka kan segera terisi

Aku menghamba pada jernihnya alam bawah sadar manusia yang rapuh
Yang berusaha mewakili lirihnya dengan uraian

Jari-jemariku bergerak,
mereka tanpa mata

Hanya bergerak sebagai suatu bentukan simbolik dari kehampaan lain
yang merupakan proses alamiah satu-dua manusia yang bertemu dalam suatu jalinan waktu

Aku berhenti menatap lurus dan mulai juga menggerakkan kepala
sembari berpikir sekali lagi uraian simbolik ini mengena

Jalan pikiranku terhambat oleh batas ruang interaksi antara dimensi yang berbeda
ruang dan waktu,
serta pemaknaan masing-masing individu mengenai itu

Sekali pula pikiranku hendak menghentikan wacana mengenai pemaknaan
suatu hal yang dipercaya sekaligus dicerca
karena ketidakpastian yang menjadikannya hina 

Aku terbata dalam keheningan
menanyakan kapabilitas diri untuk menunggu

Menunggu jawaban yang enggan kujawab
menunggu kepastian yang enggan kuraih

Lelah rasanya meraih kepastian,
ketika kepastian sendiri hanyalah hampa

Ia dan semua-muanya yang tercipta tak lain dan tak bukan hanya sebentukan nosi yang tak bernyawa
ya, lelah aku mencarinya..

di tengah intensitas pencarian yang kadang terlalu melelahkan

yaitu ketika aku menunggu jawaban itu
jawaban yang belum kudapat

sekuritas yang belum telegalkan,
dan lirih yang kian terpaparkan

Ini bukan narasi, jelas bukan..
hanya suatu uraian abstrak mengenai batas sadar dan tidak

ya, ini hanya simbol, bukan makna..
atau simbol, yang tentunya memiliki makna..

Aku tidak tahu,
karena sekali lagi nampaknya jariku tidak punya mata..


(Chikita Rosemarie, June 8 2009)

1 comment:

Fashion Moment said...

Thank you for your comment, lovely blog!

FM~FP~AF