Saturday, September 18, 2010

Untuk Y.K.


1.22. am

Baru saja kukatakan kepadamu, bagaimana kondisiku kini. 

Aku tengah mengalami kesulitan untuk tidur. 
Suatu kondisi yang tidaklah baru untuk aku alami. 
Aku pernah berkali-kali bercerita panjang lebar kepadamu kan? Betapa 'penyakit' gila ini sudah lama aku alami, bertahun-tahun bahkan. Khususnya semenjak aku mulai menjajaki keseriusan perkuliahan. 
Hari demi hari aku lalui tanpa mengenal perbedaan yang jelas antara malam dan pagi. 

Kamu pun sekarang sedang sulit tidur kan? Walaupun secara kondisional agak berbeda dengan apa yang kualami.
Kamu sulit tidur karena tuntutan profesimu. Bukan sulit, namun belum boleh tidur..
Entah sedang berkutat dengan nada-nada apa kau sekarang. Dapat dibayangkan, studio berukuran berapa kali berapa metermu itu pasti sedang riuh rendah dengan berbagai bunyi-bunyian.
Bedanya dengan aku, mungkin bagimu malam tetaplah malam. Pagi tetaplah pagi, dan biarkanlah siang berada di tengah-tengah mereka..

Kalau tidak salah, sebelum aku sibuk berkutat dengan omong kosong ini, aku sempat mengatakan betapa aku merasakan kepalaku terasa berat kan?
Ini salah satu gejala yang seringkali aku alami ketika aku ingin melakukan sesuatu, namun tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Seperti seakan-akan ada banyak fenomena terjadi di dalam kepalaku, dan semua-muanya ingin dikeluarkan, namun kekurangan kapabilitas panca-inderaku justru menghalangi niatan mereka yang membludak.

Salah satu fenomena yang ada di kepalaku adalah pemikiran-pemikiran abstrak mengenai kamu.
Walaupun segala bentuk omong kosong akan tetap terdengar seperti omong kosong, namun percaya tidak percaya, segala bentuk tingkah lakumu yang pernah kutangkap secara sensorik beradu pajang di dalam kepalaku.
Bahkan, gilanya, segala bentuk tingkah laku yang secara sensorik belum tentu kamu bisa, akan, maupun tepikir dilakukan melakukan hal yang sama.
Pemikiran-pemikiran tersebut membuatku gila, asal tahu saja..
Meter-kubik otakku sudah terlalu penuh, apakah perlu ditambah dengan abstraksi-abstraksi tentangmu seperti itu?? 
Bagaimana menurut kamu?

Dan, yang lebih mengesalkan lagi, ketika nampaknya syaraf-syarafku yang berkumpul di otak sudah sedikit membandel, mereka mengirim sinyal-sinyal tolol kepada kelenjar-kelenjar yang ada di sekitar mataku.
Sedikit saja aku berpikir, tak ayal air matapun ikut tertumpah.
Buat apa coba?? 

Apakah aku sedih? Aku tidak tahu..
Apakah itu air mata bahagia?? Lebih tidak tahu lagi..

Bahkan, boleh dibilang, 
Semenjak aku mengenal kamu secara mendalam seperti sekarang, nampaknya aku mulai kehilangan kemampuanku dalam memberikan batasan-batasan yang jelas antara konsepsi-konsepsi yang melibatkan perasaan.

Aku sudah tidak tahu lagi bedanya senang dan sedih..
Semuanya blur..

Bahkan kini, sekarang, aku seakan sudah tidak mengerti lagi bedanya omong kosong dengan yang bukan omong kosong..
Bahkan aku seakan tidak tahu, antitesa dari omong kosong, antonimnya.. 
Apa ya??
Kalau kamu tahu, mohon secepatnya beritahu aku..

Karena semakin aku terjaga, semakin omong kosong yang keluar..
Semakin aku menulis, semakin aku mengeluarkan kata 'omong kosong'..
Padahal, secara linguistik, istilah 'omong kosong' itu sebenarnya agak-agak absurd.
Apa itu omong kosong?
Omong ya omong, kosong ya kosong..

Nah, kamu semakin bingung kan??

Oke, daripada kamu bingung, sayang,
Sebaiknya aku persingkat saja omong kosong yang penuh kekosongan ini.

Karena nampaknya segala omong kosong ini hanya sekedar uraian kata-kata tolol yang berusaha mengisyaratkan betapa aku merindukanmu malam ini..
Malam-malam kemarin.. dan malam-malam setelah ini..



Sept-18-2010,
-Chikita Rosemarie




No comments: