tunggulah hingga temaram
tinggalah kita di bawah kerlingan
si bulan sabit di atas kelam
yang berjaga sembari berangan
di balik lindungan awan malam
rumput yang basah oleh lembabnya cuaca
curah hujan tinggi yang belum berasa
di pinggirnya kita yang masih bernyawa
menunggu temaram hingga lupa
bahwa esok ia pun tak kan sirna
biarkan yang di dalam bergetar kencang
seakan dua frekuensinya berkejaran
sembari menarik nafas panjang
diantara dua tak kan menjadi tiran
dalam temaram yang menutup siang
simbol-simbol interaksi berirama
dalam hangat aksen yang menari
makhluk malam berdendang bersama
serasa tarian mereka kan menggugah hati
bersama kunang-kunang yang tiada, bercerita
mengenai makna di balik permakna
tanda di dalam pertanda,
apakah temaram yang mendekati kita
ataukah kita yang mendekati temaram?
(Chikita Rosemarie, Des-3-3008)
No comments:
Post a Comment