Sunday, January 25, 2009

Kerangka Konsep : PENYIMPANGAN SOSIAL YANG DILAKUKAN OLEH LANSIA SEBAGAI DAMPAK PERGESERAN PERANNYA DALAM MASYARAKAT

pada hakekatnya tulisan ini saya masukkan demi memuaskan keingintahuan pembaca yg terbentur oleh inkapabilitas saya dalam mengompres makalah *lol*

adapun sumber" literatur teori" di bwh ini sama dengan sumber postingan sebelumnya :)

kritik dan saran masih ditunggu ;)


2.1. Lansia

Berdasarkan teori perkembangan manusia, individu akan memasuki tahap lansia pada usia 65 tahun yang ditandai dengan adanya penuaan. Di Indonesia, usia 55 tahun sudah memasuki masa pensiun karena dianggap tidak produktif lagi untuk bekerja. Berdasarkan kedua data diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia adalah tahapan akhir dalam perkembangan baik perkembangan manusia maupun perkembangan keluarga dimana ditandai dengan adanya penuaan, penurunan aktivitas fisik, dan hilanganya pekerjaan.

 

2.2. Structural Functionalism – a consensus perspective

Perspektif fungsionalis dalam teori perkembangan, mengembangkan dua teori ini, yakni:

·      Disengagement Theory

Bahwa ketika seorang individu bertambah tua, ia dan komunitaskan akan mempersiapkan suatu proses pemisahan, di mana disebabkan oleh adanya inkapasitas yang dipicu oleh kondisi kesehatan (penyakit) maupun faktor kematian.

 

·      Activity Theory

Activity theory melihat perkembangan lansia berbeda dengan disengagement theory. Dipercaya bahwa proses penuaan yang baik dapat dicapai apabila mengatur pola aktivitas serta nilai-nilai sejak usia paruh baya.

 

1.3.         Teori Sosial Lingkungan

Teori ini holistik karena menggabungkan antara individu (lansia) dengan sosial (lingkungan). Koping lansia dipandang sebagai suatu hubungan antara sumber-sumber aktifitas individu (kesehatan, keuangan, dan support sosial) dan aktifitas normal di lingkungan. Masalah timbul ketika sumber-sumber tersebut tidak sesuai dengan norma atau harapan dari lingkungan.

 

1.4.          Symbolism and the Multiple Meanings of Grandparentings

Ekspresi simbolis dalam grandparentings merupakan salah satu hal yang paling penting untuk dilaksanakan lansia dalam melaksanakan peran grandparenthood dalam keluarga. Ditekankan adanya empat dimensi simbolik :

·               The ‘Being There’ Symbol

Dalam menjalankan peran grandparenthood, diperlukan adanya keberadaan dari sang lansia sendiri dalam, di mana seorang lansia sebagai seorang figur yang ‘dapat diharapkan’ oleh generasi yang lebih muda. Seorang lansia juga memegan peranan penting dalam menegaskan identitas keluarga seseorang.

 

·               The ‘Family National Guard’

Seorang lansia dalam keluarga berperan secara simbolik sebagai seorang ‘penjaga’, di mana ia menekankan pelaksanaan peraturan dalam keluarga, memberikan perlindungan, dan memberikan perhatian ketika dibutuhkan.

 

·               Grandparents ad Arbitrators: From Transmission to Negotiations

Dimensi yang ketiga ini dapat dikatakan sebagai ‘fungsi arbitrasi’, di mana mereka diharapkan dapat berperan sebagai ‘penengah’ yang dapat menjembatani proses negosiasi intergenerasional.

 

·               The Social Construction of Biography

Dalam hal ini, lansia dapat memegang peran yang sangat besar dalam membangun hubungan rasional antara masa lalu, masa kini, dan masa depan kita.

 

2.5. Penyimpangan Sosial

Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi (James Vander Zanden, 1979).

 

2.6. Containment Theory

Inti dari containment theory adalah bahwa terdapat adanya faktor internal dan eksternal yang membatasi perilaku individu dalam masyarakat.

·               External Containment:

o      Struktur peran yang membatasi individu.

o      Perangkat batasan yang rasional serta tanggung jawab bagi anggota masyarakat.

o      Peluang bagi individu untuk mendapatkan suatu status.

o      Kohesi di antara anggota masyarakat (identifikasi dengan kelompok).

o      Adanya identifikasi dengan satu atau lebih orang dalam kelompok.

o      Adanya pemberian cara-cara alternatif demi pemuasan kebutuhan (ketika cara-cara sebelumnya sudah tidak dapat dipergunakan).

 

·               Internal Containment:

o      Gambaran diri yang dapat diterima oleh orang lain, kelompok, dan institusi.

o      Kesadaran dalam menjadi seseorang yang dapat kengontrol dirinya sendiri serta orientasinya dalam pencapaian.

o      Toleransi yang tinggi.

o      Moral dan etika yang diinternalisasikan dengan kuat.

o      Ego dan super-ego yang dikembangkan dengan baik.


(Chikita Rosemarie, Jan-25-2009)



No comments: