"..minggu pagi, matahari bersinar cerah.."
Mungkin penggalan lagu tersebut memang tepat menggambarkan apa yang saya rasakan pagi ini (walaupun pagi ini toh diluar sebenarnya mendung, namun entah kenapa terasa cerah). Bukan hal yang penting memang, namun entah kenapa ada beberapa hal yang terasa berbeda. Kalau dipikir-pikir, sudah tiga bulan ini saya diombang-ambing oleh kerasnya semester tiga, dan baru hari inilah saya merasakan suatu frase yang disebut 'kicking back'.
Tidak ada momen yang istimewa ketika saya bangun pada pagi hari ini, dan pergerakan tubuh yang saya lakukan pun tidak jauh beda dengan hari-hari biasanya. Saya terbangun dengan masih terselimuti selimut yang sama, dan bantal yang menjadi tempat singgah kepala saya pun nampaknya belum berubah posisinya. Saya bangun dari tempat tidur, dengan koordinasi gerakan yang kurang lebih sama, dan anak tangga yang saya turuni juga terdiam sendu pada posisinya.
Segala hal nampak mulai berbeda ketika saya menggapai koran minggu. Entah kenapa koran yang saya pegang terasa lebih tipis dari biasanya. Entah itu pertanda baik akibat pengurangan space iklan atau pertanda buruk dari adanya pengurangan jumlah halaman. Sayang saya pun tidak terlalu ambil pusing, dan seperti biasa saya baca koran tersebut dengan sekenanya seakan saya sudah memahami makna per kalimat dalam tiap artikel yang saya singgahi.
Saya pun meletakkan koran kembali pada tempatnya. Seperti biasa di pagi hari saya senang membuka-buka dan memeriksa isi kulkas. Saya mengecek keberadaan strawberry roll-tart daily bread yg saya pesan dari kakak laki-laki saya (yang ternyata lupa dia belikan *sighs*), dan semerta-merta dari stereo ruang keluarga saya mendengar suatu nada yang familiar.
"you better watch out,
you better not cry,
you better not pout
i'm telling you why,
SANTA CLAUS IN COMING TO TOWN!"
Semerta-merta pula saya menyadari salah satu lagu natal favorit saya sedang mengalun melalui stereo. Tanpa pikir panjang saya pun menari riang sambil sesekali menyenandungkan lirik lagu yang sudah saya kenal betul kata demi kata. Seperti layaknya umat Kristiani yang lain, saya pun penggemar berat lagu-lagu natal. Namun, entah kenapa lagu 'Santa Claus is Coming To Town' versi Peter White yang saya dengarkan tadi benar-benar menggugah semangat saya.
Lucunya, yang jadi semangat bukan hanya saya. Ayah saya pun ikutan bersemangat. Ia ikut menari di sebelah saya (dengan gaya dansa yang sangat-sangat aneh mengingat beliau jelas bukan pedansa yg baik ;) ), dengan diikuti tawa renyah ibu saya dari ruang makan melihat kelakuan kita berdua. Ah, sungguh suatu sesi mornin dance yang menyenangkan :).
Pagi pun saya lanjutkan dengan berjalan kembali ke kamar. Saya membuka laptop dan (seperti biasa) membuka facebook, dan entah kenapa bahkan facebook pun pagi ini terlihat berbeda. Pagi ini saya melihat ada banyak sekali kebahagiaan melalui facebook. Dimulai dari teman saya yang baru saja jadian tadi malam (and she just looks soooo happy which makes me even more happier mengingat ada banyak sekali teman saya yang sedang mengalami kebahagiaan serupa -tak lupa saya pun ingin menyebut diri saya sendiri :) ). Lalu seakan kabar gembira barusan belum cukup, saya mendapat beberapa wall dari orang-orang yang saya sayangi yang entah mengapa, isi dari wall" tersebut membuat saya tersenyum-senyum senang sendiri*.
Saya pun tak lupa mengecek facebook 'someone special' saya, yang saat itu saya yakini masih belum bangun (dan memang belum). Saya pun meninggalkan pesan di wallnya (karena hp saya sedang 'aneh' dan saya tak bisa meng'sms dia). Yang juga lucu adalah ketika saya melihat halaman facebooknya, dan saya melihat belum ada perkembangan di dalamnya, namun entah mengapa saya justru merasa sangat senang. The idea of having him and my lovely people really feels sooo much better this mornin -silly huh?? :).
Saya pun turun kembali ke ruang makan, di mana sarapan sudah siap menunggu untuk disantap. Pagi ini menunya adalah nasi uduk ala Nur** (yang lagi-lagi mengingatkan saya pada si miss. L -haha!). Saya menikmati sarapan dengan amat sangat amat puas, mengingat lidah saya yang hampir selama tiga minggu terakhir ini kelu akan rasa karena penyakit musiman (yang entah kenapa terjadi dua kali selama semester tiga ini) sudah bisa merasakan rasa! Nasi uduk yang pada hakekatnya memang nikmat pun terasa makin nikmat. Bau nasi uduk yang menggugah selera pun sudah bisa saya cium melalui hidung saya yang sedikit banyak telah mampu menorehkan kemampuan inderanya.
Sembari menikmati sarapan istimewa tersebut, saya pun jadi teringat akan obrolan saya dengan someone special saya ketika kita berdua membiacarakan kemampuan indera manusia. Kala itu kita berdua sedang bersama menebak-nebak, kemampuan indera apa yang paling tidak boleh 'hilang', dan konklusi kita berdua hari itu adalah 'indera peraba' (bayangkan kalau kita tidak punya indera peraba!!). Namun pagi ini, konklusi saya nampaknya nyaris berubah mengingat saya merasakan betapa nikmatnya memiliki indera pengecap.
Seusai makan, dengan masih diiringi lagu natal yang masih tak bosan mengalun bersama kelap kelip lampu natal (yang sebenarnya kurang eco-friendly, namun setelah saya pikir" tak apa karena toh lampu ruang keluarga dimatikan) saya memutuskan untuk membuat secangkir susu cokelat panas (yang pastinya sangat sesuai dengan tema natal pagi ini). Seperti biasa apabila saya membuat susu coklat, saya selalu menambahkan rum di dalamnya, tepatnya dua sendok teh rum, di mana menambah kemajemukan rasanya.
Kembali saya berjalan ke kamar, dengan secangkir susu cokelat dalam genggaman. Sekali lagi saya menghampiri laptop saya yang termangu di atas meja. Cangkir berisi susu cokelat beraroma rum saya letakkan bersanding bersama laptop putih kesayangan saya ini. Saya duduk dan mulai mengetik. Mulai dari lembaran putih yang kosong hingga terciptanya berbagai kata yang berelasi secara fungsional dalam mengisi kekosongannya. Senyuman saya mulai terasa makin lebar.
Saya melayangkan pikiran saya bersama berbagai dentuman kebahagiaan yang saya rasakan.
Maybe it's not about the sunday newspaper, the unusual morning dance, facebook, nasi uduk, nor my favourite two-teaspoon-rum-ed hot chocolate milk.
It's just when you're being thankful, all those simple things will seem even better, and then you'll be sincerely happy.. Just like what i felt this morning.. :)
p.s. thx to all those people whom i'm so thankful for.. you know who you are guys :)
*thx to miss L and miss A'twin
**nama salah satu pembantu saya di rmh, saya tidak pakai 'mbak' karena kebetulan seumur :)
2 comments:
yes i miss mba nur nasi uduk. let me have it (soon when i get back home) :)
i miss u so much. assignments make me sick
kalo maw eco-friendly lamps, i'd suggest light bulbs. kan skarang banyak bohlam yang dengan watt kecil bisa bersinar lebih terang. udah gitu lebih murah ;) or you can simply use sunlight during the day (tapi kamar loe kan gak ada jendelanya, haha.)
and love you too, of course ;)
Post a Comment