Sunday, March 1, 2009

SEKOLAH SEMESTINYA TAHU: BAHAYA STYROFOAM



-tulisan ini adalah tulisan yang saya buat sebagai hasil dari kunjungan saya ke SMPK 5 Penabur dalam rangka Seminar bertemakan lingkungan yang kebetulan pembicaranya adalah salah seorang dosen saya. Sebenarnya tulisan ini dibuat demi kepentingan edisi baru Newsletter Lantan Bentala, namun karena perihal teknis, tulisan ini belum bisa dimuat. Tulisan ini saya muat disini demi membagi informasi dengan teman-teman semuanya. Anyway, happy reading.. :)


Sekolah selalu dikatakan sebagai agen sosialisasi paling penting dalam perkembangan individu. Sekolah, sebagai institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur serta memberikan teladan mengenai hal-hal yang baik. Saya ingin menorehkan pengalaman saya ketika saya berkunjung ke SMPK 5 BPK Penabur yang kala itu mengadakan sebuah acara seminar bertemakan lingkungan bertepatan dengan Hari Peduli Sampah, Sabtu, 21 Februari 2009.

Rangkaian acara pada hari itu berkisar antara Lomba Mading bertemakan Lingkungan serta seminar-seminar dari berbagai LSM Lingkungan yang dibedakan menjadi beberapa sesi. Acara berjalan secara tertib, dan terbilang berhasil, dilihat dari jumlah peserta serta animo peserta yang kebanyakan merupakan pendidik, di mana mereka tetap berada di tempat hingga acara berakhir. Namun, walaupun terbilang cukup sukses, saya masih melihat adanya sedikit kontradiksi yang mengganggu pemikiran saya.

Hal ini dikarenakan salah satunya oleh penggunaan styrofoam oleh peserta lomba mading serta penyediaan konsumsi yang diberikan panitia, yaitu makanan cepat saji berwadahkan styrofoam.

Mungkin masih banyak yang belum mengetahui betapa bahayanya wadah styreofoam bagi kesehatan jasmani maupun kesehatan lingkungan kita. Berasal dari bahan yang bernama foamed polysterene (FPS) yang memiliki kelebihan dalam hal kepraktisan dan penghematan biaya. Selain karena harganya yang relatif lebih murah, FPS juga praktis karena ia ringan, tahan bocor, dan dapat menjaga suhu makanan dengan baik, di mana dianggap sangat tepat dalam mengemas makanan. FPS sendiri dikenakan berbagai proses kiwiawi sebelum pada akhirnya ia menjadi bahan stryrofoam seperti yang biasa kita gunakan sehari-hari. Proses-proses kimiawi tersebutlah yang menyebabkan bahan ini menjadi sangat berbahaya.

Dalam pembuatannya, styrofoam ditambahkan bahan butadiene (sejenis karet sintetis) yang membuat warnanya menjadi putih susu dan menjadi lebih kuat. Lalu, kelenturan dan keawetan berasal dari ditambah zat plasticer seperti dioktiptalat (DOP) dan butyl hidroksi tolune (BHT) yang kandungan zatnya dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir anak. Selain itu, masih ditambahkan pula gas chlorofluorocarbon (CFC), yang seperti yang sudah kita semua ketahui, dilarang digunakan pada berbagai alat elektronik dan dipercaya sebagai elemen yang menyebabkan lubang pada lapisan ozon. Coba bayangkan, ozon saja berlubang, bagaimana dengan tubuh kita?? Selain itu juga, patut diingat pula bahwa bahan styrofoam secara biologis memiliki jangka waktu yang paling lama untuk diuraikan, yaitu 100 tahun. Lalu bagaimana pula nasib bumi kita apabila sampah styrofoam selalu bertambah setiap harinya??

Sekedar wacana akan menjadi tidak berguna apabila tidak dilaksanakan dengan baik, dan sekolah semestinya dapat menjadi agen yang baik dalam melaksanakan wacana ini, dan bukan malah menjadi salah satu contoh yang kurang baik bagi anak-anak didik di dalamnya. Sekolah semestinya dapat ikut bergerak dalam pelestarian lingkungan, bukan hanya lingkungan yang bersifat lingkungan fisik, yakni bumi (environment), namun juga pada lingkungan yang bersifat holistik, yakni kesehatan tubuh (invironment). Di lain waktu, saya ingin melihat adanya kemajuan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah, bukan hanya SMPK 5 Penabur, namun juga sekolah-sekolah lain demi terciptanya lingkungan yang sehat. 



(Chikita Rosemarie, Mar-1-2009)

2 comments:

putroperdanaprabowo said...
This comment has been removed by the author.
putroperdanaprabowo said...

ber-racun dan ber-bahaya.
racun dan bahaya. namun tetap digunakan.
artikel ini menyadarkan saya semua tentang bahaya dr styrofoam.
info baru untuk pengetahuan dan antisipasi saya :)