liburan bukannya nambah ide malah nambah yg lain" (nambah males, berat badan, dll)
anyway, ide buat nulis blog ini datang ga lama setelah gw nulis puisi "Relasi Diam dan Kata", mudah"an menarik buat dibaca, hehehe :)
Saya mendapatkan ide ini ketika saya sedang rindu-rindunya menulis namun di lain pihak juga sedang dalam kondisi stagnasi pikiran temporal yang rupanya agak berkepanjangan (a.k.a ga ada ide). Sehubungan dengan itu, mari kita cek sedikit puisi terakhir saya yang judulnya "Relasi Diam dan Kata". Puisi tersebut adalah salah satu puisi yang saya tulis tanpa mikir sama sekali, dan bahkan ketika saya post di blog dan saya baca-baca ulang, yang terjadi adalah saya sendiri malah berpikir keras untuk meresapi puisi tersebut. (call me stupid, but that's what I trully did!).
Saya sangat tertarik dengan statement terakhir pada puisi saya, yang bunyinya begini :
dan diam tidak akan jadi diam tanpa adanya kata."
Nah, akhirnya, di tengah kerasnya saya berpikir, saya menemukan suatu konsep yang saya namakan sebagai "Relasi Kontradiktif". Yaitu sebuah konsep yang menyatakan bahwa sesuatu hal ada karena adanya ketiadaan, di mana hal tersebut lebih menunjuk pada hal-hal yang berbau non-fisik alias bukan benda.
MISALNYA..
Seperti yang tertulis pada puisi saya di atas, kita tidak akan mengenal konsep 'kata' tanpa adanya konsep 'diam', dan konsep 'diam' itu sendiri tidak akan muncul apabila tidak ada konsep 'kata'. Karena 'kata' sendiri telah menjadi indikator dari eksistensi dari 'diam', dan sebaliknya 'diam' pun menjadi indikator bagi eksistensi 'kata'.
Contoh lain, 'Cinta' dan 'Benci' yang kata orang-orang "bedanya hanya setipis kertas." Apa yang kita kenal sebagai 'cinta' yang dianggap sebagai suatu perasaan yang tulus dan indah tidak akan menjadi se'tulus' dan se'indah' seperti yang kita kenal sekarang tanpa adanya perasaan 'benci' yang dianggap tidak indah. Contoh yang sama berlaku pada 'Baik' dan 'Buruk', 'Tidur' dan 'Bangun', dan lain-lainnn..
Sehubungan dengan itu, saya juga jadi teringat akan puisi seorang teman baik saya. Dalam puisinya, ia menuliskan seperti ini :
karena dalam tanya telah ada jawaban.
dan carilah itu didalammu"*
Tidak jauh beda dari contoh-contoh saya yang sebelumnya. Ketika kita bertanya, kita mengharapkan jawaban, di mana hal itu berarti kita mengangkat eksistensi 'jawab' dengan melakukan 'tanya'.
Pada intinya, yang ingin saya sampaikan adalah bahwa dalam hidupnya, manusia mencari keseimbangan, dan keseimbangan tersebut itu nyata. Karena pada realitanya, segala hal non-fisik memiliki relasi kontradiktif seperti yang telah saya sebutkan tadi dan apa yang terlihat berbeda sebenarnya tidak jauh berbeda pula, dan bahkan dapat dikatakan sama saja. Yang penting adalah dalam menyingkapinya, diperlukan adanya Kebesaran Hati (a NOBLE heart), di mana diperlukan untuk menciptakan keseimbangan tersebut.
MISALNYA lagi..
Ketika dalam hidup kita melakukan suatu 'kesalahan' yang harus kita lakukan adalah tetap berbesar hati dan berpikir positif dan mencari 'kebenaran' dari kesalahan yang kita lakukan. Karena ketika kita melakukan suatu 'kesalahan', sebenarnya kita pun telah membuka jalan menuju 'kebenaran'. Namun, patut dicatat bahwa jalan menuju kebenaran tersebut tidak akan terbuka ketika kita tidak memilih untuk menjalaninya, dan ketika kita memilih untuk tidak menjalaninya, kita telah menciptakan ketimpangan dalam hidup kita sendiri.
Sama halnya ketika kita menjalankan 'kebenaran' kita pun tidak boleh terlalu cepat puas dan harus tetap aware akan adanya 'kesalahan' dan harus tetap berbesar hati dengan tidak sombong akan 'kebenaran' yang kita lakukan, karena kita pun masih dapat melakukan kesalahan.
Perlu dicatat juga bahwa kebesaran hati selalu menunjuk berat pada positive thinking dan awareness, yaitu dua hal yang seringkali dianggap berlawanan namun sebenarnya saling mengisi** karena sama-sama dibutuhkan dalam menjalani kehidupan.
-Akhir kata, mungkin konsep relasi kontradiktif ini sebenarnya tidak jauh beda dari konsep "YinYang" atau konsep "Isi adalah Kosong dan Kosong adalah Isi". Tapi, yang penting adalah bahwa dalam hidup, kemungkinan terburuk maupun terbaik memang dapat terjadi, dan kita sebagai manusia lah yang harus memilihnya, and what I'm about to say might sound very cliche, but PRAYER does work in this kind of thing, believe me, it works every time :)
(Chikita Rosemarie, July 6-2008)
selengkapnya dapat dilihat di : ceritasianakkancil.blogs.friendster.com/try2bethebest/
** Karena kebanyakan orang selalu menyamakan awareness dengan negative thinking.